Istilah perbankan atau jargon perbankan sering kali terdengar rumit, namun penting untuk dipahami oleh siapa pun yang ingin terlibat dalam dunia keuangan. Artikel ini akan membahas 20 istilah perbankan yang paling umum di gunakan, memberikan penjelasan mendetail agar Anda lebih memahami konteks dan aplikasinya dalam praktik sehari-hari.
Baca juga
- Mengenal Istilah “Jatuh Tempo” dalam Dunia Deposito
- Deposito On Call: Solusi untuk Dana yang Mudah Diakses
- Kontak Kami
- Pelatihan APU & PPT Serta Penyusunan IRA Oleh PERBARINDO
- Membedah Perbedaan Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur jumlah kredit yang diberikan bank di bandingkan dengan total depositonya. Maka Rasio ini penting untuk menilai seberapa efektif bank dalam memanfaatkan dana deposan untuk pemberian kredit. Sebuah LDR yang sehat biasanya berada di kisaran 80% hingga 90%.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) mengukur kecukupan modal bank untuk menutup risiko yang di hadapinya. CAR yang baik menunjukkan bahwa bank memiliki cukup modal untuk menyerap potensi kerugian, menjamin stabilitas dan juga kepercayaan investor serta nasabah.
Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) adalah selisih antara pendapatan bunga yang di peroleh bank dari aset yang menghasilkan bunga dan juga biaya bunga yang di bayarkan kepada deposan, di bagi dengan aset yang menghasilkan bunga. Maka NIM di gunakan untuk menilai efisiensi bank dalam menghasilkan pendapatan dari asetnya.
Non-Performing Loan (NPL)
Non-Performing Loan (NPL) adalah kredit yang pembayaran pokok atau bunganya macet selama lebih dari 90 hari. Tingginya NPL menunjukkan risiko kredit yang tinggi dan juga dapat mengindikasikan masalah dalam portofolio kredit bank.
Current Account Savings Account (CASA)
Current Account Savings Account (CASA) adalah jenis deposito bank yang mencakup rekening giro dan tabungan. CASA penting karena menawarkan sumber dana murah bagi bank, yang dapat di gunakan untuk pemberian kredit dengan margin yang lebih baik.
Provision for Loan Losses
Provision for Loan Losses adalah dana yang di sisihkan oleh bank untuk menutup potensi kerugian dari kredit macet. Ini adalah indikator kehati-hatian bank dalam mengelola risiko kreditnya.
Tier 1 Capital
Tier 1 Capital adalah modal inti bank yang terdiri dari saham biasa, surplus modal, dan juga laba di tahan. pendek kata Modal ini penting sebagai buffer utama untuk menyerap kerugian dan menjaga kelangsungan operasional bank.
Credit Risk
Credit Risk atau risiko kredit adalah risiko kerugian yang timbul karena kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya. Manajemen risiko kredit yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan portofolio kredit bank.
Liquidity Coverage Ratio (LCR)
Liquidity Coverage Ratio (LCR) mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban likuiditas jangka pendeknya. LCR yang tinggi menunjukkan bahwa bank memiliki likuiditas yang cukup untuk menutupi arus keluar dana yang tak terduga.
Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang mengukur laba bersih yang di hasilkan bank relatif terhadap total asetnya. ROA di gunakan untuk menilai efisiensi bank dalam menghasilkan keuntungan dari aset yang di milikinya.
Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) adalah rasio yang mengukur laba bersih yang di hasilkan bank relatif terhadap ekuitas pemegang saham. ROE memberikan gambaran tentang seberapa baik bank menghasilkan keuntungan dari modal yang di investasikan oleh pemegang saham.
Basel III
Basel III adalah regulasi perbankan internasional yang menetapkan persyaratan modal dan likuiditas untuk bank. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketahanan bank terhadap guncangan keuangan dan juga menjaga stabilitas sistem keuangan global.
Interest Rate Spread
Interest Rate Spread adalah perbedaan antara suku bunga yang di bebankan bank pada pinjaman dan suku bunga yang di bayar pada deposito. Maka Spread ini penting untuk menentukan margin keuntungan bank.
Maturity Transformation
Maturity Transformation adalah proses di mana bank menggunakan dana jangka pendek untuk membiayai kredit jangka panjang. Proses ini membantu bank memaksimalkan penggunaan dana namun juga menghadirkan risiko likuiditas.
Operational Risk
Operational Risk atau risiko operasional adalah risiko kerugian akibat kegagalan sistem, manusia, atau proses internal. Manajemen risiko operasional penting untuk menjaga keberlanjutan operasional bank.
Deposit Insurance
Deposit Insurance adalah perlindungan bagi deposan terhadap kerugian akibat kebangkrutan bank, biasanya di jamin oleh pemerintah. Asuransi ini penting untuk menjaga kepercayaan deposan terhadap sistem perbankan.
Interbank Rate
Interbank Rate adalah suku bunga yang di kenakan pada pinjaman antar bank. Suku bunga ini mencerminkan kondisi likuiditas di pasar perbankan dan sering di gunakan sebagai acuan bagi suku bunga lainnya.
Stress Test
Stress Test adalah evaluasi yang di lakukan untuk menentukan kemampuan bank dalam menghadapi kondisi ekonomi yang ekstrem. Tes ini penting untuk memastikan kesiapan bank dalam situasi krisis.
Collateral
Collateral adalah aset yang dijadikan jaminan untuk kredit yang di berikan oleh bank. Maka Jaminan ini memberikan perlindungan bagi bank terhadap risiko kredit macet.
Syndicated Loan
Syndicated Loan adalah kredit yang di berikan oleh sekelompok bank (sindikasi) kepada satu peminjam. Kredit ini biasanya di gunakan untuk pembiayaan proyek besar yang membutuhkan dana signifikan.
Dengan memahami 20 istilah perbankan ini, Anda akan lebih siap untuk mengelola keuangan pribadi dan juga bisnis, serta lebih memahami dinamika dalam industri keuangan. Memahami jargon perbankan atau istilah perbankan dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan dalam berinteraksi dengan institusi keuangan.